Pembelajaran Berbantuan Komputer dalam Teknologi Pembelajaran
A.
Pembelajaran
Berbantuan Komputer
Perkembangan teknologi komputer
membawa banyak perubahan pada sebuah program aplikasi seharusnya didesain
terutama pada upaya menjadikan teknologi ini mampu memanipulasi keadaan
sesungguhnya. Penekanan ini terletak pada upaya yang saling berkesinambungan
untuk memaksimalkan akrifitas belajar mengajar sebagai interaksi kognitif
antara siswa, materi subjek, dan instruktur (dalam hal ini komputer yang
diprogramkan).
Pembelajaran Berbantuan Komputer
(PBK) merupakan suatu cara/metode pembelajaran yang menggunakan aplikasi
komputer sebagai media utamanya. Dengan kata lain, komputer sebagai penghubung
antara siswa dengan guru. Semua materi berada pada komputer sehingga siswa bisa
mengulang materi sesuai dengan tingkat kecepatannya dalam menangkap pelajaran.
Pembelajaran Berbantuan Komputer
merupakan sarana yang baik digunakan dalam proses belajar mengajar karena dapat
menjadikan pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien (Sigit, dkk, 2008).
Perkembangan teknologi khususnya di bidang Teknologi Informasi yang semakin
pesat serta semakin ketatnya persaingan mengharuskan para pendidik harus lebih
inovatif dalam pengoptimalan proses pembelajaran. Untuk itulah diperlukan
Sistem Pembelajaran Berbantuan Komputer.
Banyak istilah asing yang
menafsirkan diri sebagai PBK, antara lain Computer
Assisted Instruction (CAI), Computer
Based Instruction (CBI), Computer
Assisted Learning (CAL),
Computer
Managed Instruction (CMI), dan Computer
Based Education (CBE) (Alessi, 1991).
Karakteristik PBK
PBK lebih tepat dikatakan sebagai
media pembelajaran individual, namun PBK masih memerlukan kehadiran guru. PBK
merupakan suatu alat bantu untuk meringankan beban guru, sehingga guru
mempunyai kesempatan untuk lebih memperhatikan siswa secara individual.
Kendati penggunaan komputer dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa, namun komputer tidak dapat mengganti peran
gguru secara keseluruhan, karena peran guru tidak dapat digantikan oleh media
apapun termasuk komputer. Penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
komputer saja atau guru saja (Wihardjo, 2008).
PBK hendaknya memiliki beberapa
kriteria, diantaranya:
a.
Dari
sudut pandang guru/dosen
Mudah
digunakan baik pembuatan maupun pemanfaatannya, hanya memerlukan pelatihan
minimal, memungkinkan pembelajaran dengan cara siswa sendiri, memungkinkan
pengendalian pembelajaran sesuai dengan lingkungan.
b.
Dari
sudut pandang siswa
Lebih
pada fleksibilitas, bahan belajar lebih kaya dibandingkan melalui kelas
konvensional, berjalan pada komputer yang telah tersedia, mencakup materi
lanjutan melalui diskusi kelas dan kerja kelompok.
Dari
paparan diatas diharapkan bahwa PBK ini bersifat dapat terus dikembangkan
(NeoEdu, 2000: 35).
B.
Teknologi
Pmebelajaran
Teknologi
pembelajaran (instructional technology) merupakan suatu bidang kajian khusus
(spesialisasi) ilmu pendidikan dengan obyek formal ”belajar”pada manusia secara
pribadi atau yang tergabung dalam suatu organisasi. Belajar tidak hanya
berlangsung dalam lingkup persekolahan (lembaga pendidikan) ataupun pelatihan,
melainkan juga pada organisasi misalnya keluarga, masyarakat, dunia usaha,
bahkan pemerintahan. Belajar tidak hanya dilakukan oleh dan untuk individu,
melainkan oleh dan untuk kelompok, bahkan oleh organisasi secara keseluruhan.
Belajar itu ada di mana saja, kapan saja dan pada siapa saja, mengenai apa
saja, dengan cara dan sumber apa saja yang sesuai dengan kondisi dan keperluan
atau kebutuhan (Miarso, 2004:193-194). Oleh karena itu teknologi pembelajaran
berupaya untuk memacu (merangsang) dan memicu (menumbuhkan) belajar. Maksudnya
menekankan pada hasil belajar dan menjelaskan bahwa belajar adalah tujuannya
dan pembelajaran adalah sarana untuk mencapai tujuan tersebut.
Setiap
teknologi dibangun atas dasar suatu teori tertentu. Demikian pula teknologi
pembelajaran, dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang ditarik dari berbagai
teori, diantaranya adalah teori belajar dan pembelajaran, teori dan teknologi
komunikasi, teori dan teknologi informasi, dan teori ekonomi, dll. Menurut
A.A.Lumsdaine (1964) teknologi pembelajaran merupakan aplikasi dari ilmu dan
sains dasar, yaitu: 1) ilmu fisika, 2) rekayasa mekanik, optik, elektro, dan
elektronik, 3) teknologi informasi dan telekomunikasi, 4) ilmu perilaku, 5)
ilmu komunikasi dan 6) ilmu ekonomi (Miarso (2004:199). Sedangkan menurut Seels
& Richey (1994) beberapa disiplin ilmu lain yang menjadi akar intelektual
teknologi pembelajaran adalah psikologi, rekayasa (engineering), komunikasi,
ilmu komputer, bisnis, dan pendidikan (Miarso, 2004: 200).
C.
Kawasan
Teknologi Pembelajaran
Lima kawasan dari bidang teknologi pembelajaran menurut definisi tahun 1994
yaitu Desain, Pengembangan, Pemanfaatan, Pengelolaan, dan Penilaian.
1. Fungsi
Kawasan
Menurut Carrier dan Sales tahun 1978; Khenzek, Rachlin, dan Schannel tahun
1988; Kozma dan Bangert-Downs tahun 1987 taksonomi atau klasifikasi sering
digunakan untuk menyederhanakan hubungan-hubungan yang timbul dari teori dan
praktek. Taksonomi merupakan klasifikasi yang berlandaskan pada hubungan. Daya
karya klasik Taksonomi Tujuan Pendidikan : Ranah Kognitif, Benjamin Bloom
membedakan taksonomi dengan skema klasifikasi yang lebih sederhana. Menurut Bloom,
taksonomi :
1)
Tidak boleh mengandung unsur-unsur yang arbritrer
2)
Harus sesuai dengan fenomena riil yang menjadi
ungkapan istilah tersebut
3)
Harus teruji secara kongsisten dengan
pandangan-pandangan teoritis dari bidang.
Menurut Bloom tahun 1956 tujuan utama dalam membuat suatu taksonomi adalah
untuk mempermudah komunikasi. Tujuan utama dalam menciptakan taksonomi apapun
ialah untuk pemulihan lambang-lambang yang sesuai, mendefinisikannya yang
tepat dan dapat digunakan serta mendapatkan consensus dari kelompok yang akan
menggunakannya.
Fleishman dan Quaintance (1984) merangkum beberapa keuntungan potensial
dari pengembangan suatu taksonomi tentang kinerja manusia, antara lain :
·
Membantu dalam melakukan review pustaka
·
Membuka peluang untuk tugas-tugas baru
·
Memaparkan jurang pemisah dalam pengetahuan dengan
mengutarakan kategori dan sub-kategori pengetahuan, dan meningkatkan diskusi
teoritikal atau penilaian
·
Untuk membantu pengembangan teori dengan jalan
mengevaluasi seberapa jauh keberhasilan teori mengorganisasikan data observasi
sebagai hasil penelitian dalam bidang Teknologi Pembelajaran.
Roland L. Jacobs (1988) mengusulkan adanya suatu kawasan teknologi kinerja
manusia terdapat tiga fungsi, yaitu : fungsi pengelolaan, fungsi pengembangan
system kinerja, dan komponen sitem kinerja manusia yang merupakan dasar
konseptual untuk melakukan fungsi yang lain. Subkomponen pengembangan adalah
langkah-langkah dalam proses pengembangan. Sedangkan subkomponen dari system
perilaku manusia adalah konsep-konsep mengenai organisasi, motivasi, perilaku,
kinerja, serta umpan balik.
2.
Deskripsi Kawasan
a)
Kawasan
Desain
Teori desain
jauh lebih maju dibandingkan dengan bidang lain yang mempunyai hubungan erat
dengan tradisi praktek dalam membangun landasan pengetahuan. Namun dalam hal penggunaan
teknologi, penelitian dan teori desain hampir selalu mengikuti eksplorasi
kaum praktisi mengenai kemampuan perangkat keras atau perangkat lunak yang
baru. Terutama pada masa sekarang ini.
Desain adalah
proses untuk menentukan kondisi belajar. Tujuan desain adalah untuk menciptakan
strategi dan produk pada tingkat makro, seperti program dan kurikulum, dan pada
tingkat mikro, seperti pelajaran dan modul.
Kawasan
desain mempunyai empat cakupan, yaitu :
1)
Desain Sistem Pembelajaran (DSI) adalah
prosedur yang terorganisasi yang meliputi langkah-langkah penganalisaan,
perancangan, pengembangan, penaplikasian, dan penilaian pembelajaran.
2)
Desain Pesan meliputi perencanaan untuk
merekayasa bentuk fisik dari pesan (Grawbowski, 1991 : 206). Karakteristik lain
dari desain pesan adalah bahwa desain harus bersifat spesifik baik terhadap
mediannya maupun tugas belajarnya.
3)
Strategi Pembelajaran adalah
spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan
pembelajaran dalam suatu pembelajaran.
4)
Karakteristik Pebelajar adalah
segi-segi latar belakang pengalaman pebelajar yang berpengaruh terhadap
efektifitas proses belajarnya.
b) Kawasan Pengembangan
Kawasan
pengembangan berakhir pada produksi media. Melalui proses bertahun-tahun
perubahan dalam kemampuan media ini kemudian berakibat perubahan dalam kawasan.
Selama Perang Dunia II, banyak jenis bahan yang diproduksi untuk pelatihan
militer, terutama film (Seattler,1968). Setelah perang, televisi sebagai media
yang baru juga digunakan untuk kepentingan pendidikan dan muncul peradaban baru
televisi.
Pengembangan adalah
proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik.
Kawasan
pengembangan dapat digolongkan menjadi empat kategori :
1)
Teknologi Cetak adalah cara untuk memproduksi atau
menyampaikan bahan, seperti buku-buku dan bahan-bahan visual yang statis,
terutama melalui proses pencetakan ekanis atau fotografis.
2)
Teknologi Audiovisual merupakan
cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan audio dan visual.
3)
Teknologi Berbasis Komputer merupakan
cara-cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang
bersumber pada microprosesor.
4)
Teknologi Terpadu merupakan cara untuk memproduksi
dan menyampaikan bahan dengan memadukan beberapa media yang dikendalikan oleh
computer.
c) Kawasan Pemanfaatan
Pemanfaatan adalah
aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Pemanfaatan
mungkin merupakan kawasan Teknologi Pembelajaran tertua diantara
kawasan-kawasan yang lain, karena pengunaan bahan audiovisual secara teratur
mendahului meluasnya perhatian terhadap desain dan produksi media pembelajaran
yang sistematis. Pada tahun 1923 dana pendidikan visual dalam system
persekolahan kota mencakup projector, stereopticons, persewaan film
dan lentera film bingkai (lantern slides). Setelah Perang Dunia II, gerakan
pembelajaran audiovisual mengorganisasikan dan mempromosikan penggunaan
bahan-bahan audiovisual.
Selama bertahun-tahun,
kawasan pemanfaatan dipusatkan pada aktivitas guru dan ahli media yang membantu
guru. Model dan teori dalam kawasan pemanfaatan cenderung terpusat pada
perspektif pengguna. Akan tetapi dengan diperkenalkannya konsep difusi inovasi
pada akhir tahun 1960 yang mengacu pada proses komunikasi dan melibatkan
pengguna dalam mempermudah proses adopsi suatu gagasan perhatian kemudian
berpaling ke perspektif penyelenggara.
Secara
historis kawasan mempunyai kebijakan dan aturan sendiri. Akan tetapi kawasan
pemanfatanlah yang paling terkena oleh kebijakan-kebijakan dan aturan-aturan.
Dengan demikian pemanfaatan menuntut adanya penggunaan, deseminasi, difusi,
implementasi, dan pelembagaan yang sistematis. Hal tersebut dihambat oleh
kebijakan dan peraturan.
Keempat
kategori dalam kawasan pemanfaatan ialah :
·
Pemanfaatan Media ialah penggunaan yang sistematis
dari sumber belajar.
·
Difusi Inovasi adalah proses berkomunikasi melalui
strategi yang terencana dengan tujuan diadopsi.
·
Imlementasi dan Pelembagaan ialah
penggunaan bahan dan strategi pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya
(bukan tersimulasikan). Sedangkan pelembagaan yaitu penggunaan yang rutin dan
pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur atau budaya
organisasi.
·
Kebijakan dan Regulasi adalah
aturan dan tindakan dari masyarakat (atau wakilnya) yang mempengaruhi difusi
atau penyebaran dan penggunaan Teknologi Pembelajaran.
d) Kawasan Pengelolaan
Konsep
pengelolaan merupakan bagian integral dalam bidang Teknologi Pembelajaran dan
dari peran kebanyakan para teknologi pembelajaran. Seorang teknolog
pembelajaran mungkin terlibat dalam usaha pengelolaan projek pengembangan
pembelajaran atau pengelolaan pusat media sekolah. Tujuan yang
sesungguhnya dari pengelolaan kasus demi kasus dapat sangat bervariasi, namun
keterampilan pengelolaan yang mendasarinya relative tetap sama apapun kasusnya.
Kawasan
pengelolaan semula berasal dari administrasi pusat media, program media dan
pelayanan media. Dengan semakin rumitnya praktek pengelolaan dalam bidang ini
teori pengelolaan umum mulai diterapkan dan diadaptasi. Teori pengelolaan
projek digunakan khususnya dalam proyek desain pembelajaran, karena semakin
diperlukan dalam praktek pengelolaan.
Pengelolaan
meliputi pengendalian Teknologi Pembelajaran melalui perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian dan supervise. Pengelolaan biasanya
merupakan hasil dari penerapan dari suatu system nilai. Secara singkat ada
empat kategori dalam kawasan pengelolaan, yaitu :
·
Pengelolaan Proyek meliputi perencanaan, monitoring
dan pengendalian proyek desain, dan pengembangan.
·
Pengelolaan Sumber mencakup perencanaan, pemantauan,
dan pengendalian system pendukung dan pelayanan sumber.
·
Pengelolaan Sistem Penyampaian meliputi
perencanaan, pemantauan, pengendalian “cara bagaimana distribusi bahan
pembelajaran diornganisasikan … Hal tersebut merupakan gabungan medium dan cara
penggunaan yang dipakai dalam menyajikan informasi pemelajaran kepada
pebelajar” (Elligton dan Harris, 1986:47).
·
Pengelolaan Informasi meliputi
perencanaan, pemantauan dan pengendalian cara penyimpanan,
pengiriman/pemindahan atau pemrosesan informasi dalam rangka tersedianya sumber
untuk kegiatan belajar.
e) Kawasan Penilaian
Penilaian
dalam pengertian paling luas adalah aktivitas manusia sehari-hari. Dalam
kehidupan sehari-hari kita selalu menakar nilai aktivitas atau kejadian
berdasarkan kepada system penilaian tertentu. Pengembangan program pendidikan
formal, banyak diantaranya yang didanai oleh pemerintah federal, menuntut
perlunya program penilaian yang bersifat formal pula.
Dengan
perhatian yang lebih terarah pada penilaian formal menjadi jelas bahwa
penilaian harus membandingkan hasil dengan tujuan. Jadi lingkup penilaian
mencakup penelusuran kebutuhan(need assessment). Kawasan penilaian tumbuh bersamaan
dengan berkembangnya bidang penelitian dan metodologi. Keduanya sering berjalan
seiring atau bersamaan. Tujuan dari kawasan penilaian sendiri yaitu membantu
pengambilan keputusan yang tepat bukannya untuk menguji hipotesa.
Dalam
kawasan penilaian dibedakan pengertian antara penilaian program penilaian
projek dan penilaian produk.
Dalam
kawasan penilaian terdapat empat subkawasan,yaitu :
1)
Analisis Masalah mencakup cara
penentuan sifat dan parameter masalah dengan menggunakan strategi pengumpulan informasi
dan pengambilan keputusan.
2)
Pengukuran Acuan-Patokan (PAP) meliputi
teknik-teknik untuk menentukan kemampuan pebelajar untuk menguasai materi yang
telah ditentukan sebelumnya.
3)
Penilaian Formatif dan Sumatif. Penilaian
formatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tetntang kecukupan dan
penggunaan informasi ini sebagai dasar pengembangan selanjutnya. Sedangkan
penilaian sumatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan
untuk pengambilan keputusan dalam pemanfaatan.
D.
Pembelajaran
Berbantuan Komputer Dalam Teknologi Pembelajaran.
Teknologi Pendidikan memiliki 5 kawasan (domain)
seperti yang telah dijelaskan pada bahasan sebelumnya, pada domain Pengembangan merupakan proses penterjemahan
spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik, di dalamnya meliputi : (1) teknologi
cetak; (2) teknologi audio-visual; (3) teknologi berbasis komputer; dan (4)
teknologi terpadu.
Dengan demikian maka pembelajaran berbantuan komputer
akan sangat mempengaruhi dalam pengembangan Teknologi pendidikan khususnya pada
domain pengembangan Teknologi Pembelajaran, dengan adanya kawasan sebagaimana
dikemukakan di atas, teknologi pembelajaran telah memiliki kepastian tentang
ruang lingkup wilayah cakupannya. Meski ke depannya jumlah kawasan beserta
kategorinya akan semakin berkembang, sejalan dengan perkembangan dalam bidang
teknologi dan pendidikan, serta disiplin ilmu lainnya yang relevan, sebagai
penopangnya. Setiap kawasan tidak berjalan sendiri-sendiri, tetapi memiliki
hubungan yang sinergis.
Warsita,
Bambang.2009. Abstrak Buku Teknologi
Pembelajaran, Landasan Dan Aplikasinya, (Online), (http://bambangwarsita.blogspot.com/)
diakses tanggal 25 September 2012
Yudha, Nanang Puspita. 2012. Kawasan Teknologi Pembelajaran, (Online),
(http://nanangpeye.blogspot.com/2012/06/kawasan-teknologi-pembelajaran.html)
diakses tanggal 25 September 2012
Afanardiansyah.
2011.Konsep Pembelajaran Berbantuan Komputer, (Online),
(http://blog.um.ac.id/afanardiansyah/2011/12/07/konsep-pembelajaran-berbantuan-komputer/)
diakses tanggal 29 Agustus 2012
Hendryanto.2011.Konsep
dan Model Pembelajaran Berbantuan Komputer, (Online), (http://blog.um.ac.id/hendriyanto/2011/12/13/konsep-dan-model-pembelajaran-berbantuan-komputer/)
diakses tanggal 29 Agustus 2012
Panjaitan,
A.2011.Computer Assistance Instruction, (Online),
(http://ariefblogspotcom.blogspot.com/2011/03/computer-assitance-instruction-cai.html?zx=9610f3d9b13d7147)
diakses tanggal 28 Agustus 2012
Setyawati,
A.2011.Pembelajaran Berbantuan Komputer, (Online),
(http://blog.um.ac.id/anis/2011/12/13/pembelajaran-berbantuan-komputer-pbk/)
diakses tanggal 3 September 2012
Utami,
I.2011.Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK), (Online),
(http://ienimatu.blogspot.com/2011/02/pembelajaran-berbantuan-komputer-pbk.html)
diakses tanggal 29 Agustus 2012
Terima kasih atas Sumbernya septi ^_^
BalasHapushehe... sama2 hil... alhmdulillah klo brmnfaat buat yg lain... :)
BalasHapus